exposedaily.id
Beranda Nasional Wamenlu Tegaskan Indonesia Tak Anti-Barat Meski Gabung BRICS

Wamenlu Tegaskan Indonesia Tak Anti-Barat Meski Gabung BRICS

Presiden Indonesia Prabowo Subianto (kanan) saat mengikuti rapat pleno KTT BRICS Ke-17 di Rio De Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025) (Foto: Biro Pers Setpres)

Jakarta, Exposedaily.id – Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia dalam kelompok ekonomi BRICS tidak berarti bersikap anti-Barat. Penegasan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, dalam acara “Double Check: Buah Muhibbah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional” yang digelar di Kantor Komunikasi Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (19/7/2025).

Menurut Havas, kerja sama dengan BRICS – kelompok negara berkembang yang kini beranggotakan 10 negara termasuk India, Iran, Rusia, dan China – justru memberikan peluang baru bagi Indonesia dalam diplomasi ekonomi global.

“India adalah pendiri BRICS, tapi tetap hadir dalam pelantikan Presiden AS Donald Trump dan merupakan anggota Quad bersama Jepang, Australia, dan AS. Jadi, tidak ada kontradiksi,” ujar Havas.

Hubungan Strategis dan Standar Global

Havas menegaskan bahwa Indonesia tetap menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat. Ia menyebut bahwa keberadaan Indonesia di BRICS bukan untuk memilih blok tertentu, melainkan untuk memperluas jaringan kerja sama yang strategis dan berimbang.

Salah satu keuntungan nyata dari keikutsertaan Indonesia dalam BRICS, kata Havas, adalah peluang untuk membahas dan mendorong standar minyak nabati yang adil dan berkelanjutan.

“Dengan BRICS, kita bisa punya satu diskusi mengenai standar yang baru. Di Eropa punya standar sendiri, kita juga bisa mengusulkan standar yang sesuai dengan kondisi dan kepentingan kita,” jelasnya.

Pertemuan Negara Penghasil Mineral

Havas juga mengungkapkan bahwa BRICS baru saja menyelenggarakan pertemuan negara-negara penghasil critical raw minerals atau mineral bahan baku kritis. Dalam forum tersebut, sebagian besar negara adalah negara berkembang yang masih bergantung pada investasi asing untuk mengelola sumber daya mereka.

“Banyak negara bertanya pada kita soal hilirisasi. Bagaimana Indonesia bisa menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan serta sosial,” kata Havas.

Ia menambahkan bahwa forum seperti ini sangat penting sebagai sarana berbagi pengalaman, serta untuk membentuk kelompok strategis baru dalam tata kelola sumber daya global.

“Ini suatu pertemuan yang baru. Kita harapkan dalam beberapa tahun ke depan bisa berkembang menjadi grouping baru yang solid dan produktif,” tutupnya.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan