exposedaily.id
Beranda Bisnis Indonesia dan Uni Eropa Sepakati Tonggak Sejarah Baru dalam Perdagangan Global

Indonesia dan Uni Eropa Sepakati Tonggak Sejarah Baru dalam Perdagangan Global

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Jakarta, Senin, 21/7/25 (Foto: Exposedaily/YA Official)

Jakarta, Exposedaily.id – Di tengah ketidakpastian global, Indonesia terus menunjukkan dirinya sebagai magnet utama bagi mitra dagang dunia. Sebagai negara kepulauan terbesar dengan populasi lebih dari 285 juta jiwa, kekayaan alam melimpah, dan posisi strategis, Indonesia menegaskan perannya sebagai pusat gravitasi ekonomi di Asia Tenggara.

Transformasi digital, hilirisasi industri, dan stabilitas politik menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Tak heran jika negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, hingga Uni Eropa terus memperkuat relasi dagang dan investasi dengan Indonesia.

Salah satu pencapaian besar dalam hubungan dagang Indonesia-Uni Eropa terjadi pada Minggu (13/7/2025), ketika Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden European Union Commission Ursula von der Leyen menyepakati political agreement untuk mendorong finalisasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IEU-CEPA). Kesepakatan ini menjadi terobosan signifikan setelah hampir satu dekade proses negosiasi yang melibatkan 19 putaran formal dan berbagai sesi tambahan.

Kesepakatan tersebut diperkuat dengan pertukaran surat antara Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Komisioner Perdagangan UE Maroš Šefčovič, menandai keseriusan kedua belah pihak menyelesaikan isu-isu substansial yang tersisa. Penandatanganan resmi IEU-CEPA dijadwalkan pada pertengahan 2026 dan implementasi penuh diharapkan pada awal 2027.

“Kami melihat ini sebagai capaian politik tertinggi dalam proses negosiasi yang dimulai sejak 2016,” ujar Maroš. Presiden Prabowo menambahkan bahwa saat ini tidak ada lagi isu utama yang menjadi perbedaan antara Indonesia dan UE, menyebutnya sebagai “terobosan strategis.”

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya N. Bakrie juga menyambut baik kesepakatan ini. Ia memperkirakan nilai perdagangan RI-UE yang mencapai 27,3 miliar euro pada 2024 akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan. Mengacu pada CEPA antara UE dan Vietnam yang meningkatkan total perdagangan sebesar 20 persen, Anindya optimistis tren serupa akan terjadi bagi Indonesia.

Dampak IEU-CEPA akan terasa luas. Sekitar 80 persen pos tarif akan menjadi nol persen, membuka akses yang lebih luas bagi ekspor Indonesia ke pasar Eropa, terutama untuk sektor-sektor seperti tekstil, alas kaki, perikanan, otomotif, dan komoditas strategis seperti sawit dan bijih tembaga.

Airlangga menyatakan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan ekspor nasional hingga 50 persen dalam tiga tahun ke depan. “Dengan nol persen tarif masuk, daya saing produk kita meningkat signifikan. Kita harus bisa melampaui posisi Malaysia dan Vietnam,” ujar Airlangga.

Pemerintah juga memprioritaskan 20 komoditas unggulan yang selama ini mendominasi ekspor ke Eropa, antara lain minyak kelapa sawit, alas kaki, kopi, furniture, perikanan, dan produk kertas. Deputi Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon menyebut bahwa 55,6 persen dari total ekspor Indonesia ke UE pada 2024 berasal dari 20 komoditas utama tersebut.

Dengan optimisme dan kesiapan industri nasional, IEU-CEPA menjadi instrumen strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global dan membuka babak baru dalam kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Uni Eropa. Tak hanya sebagai pasar besar, Indonesia menegaskan diri sebagai mitra masa depan yang adaptif, strategis, dan penuh potensi dalam tatanan ekonomi dunia baru.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan