Dana Desa Dijadikan Modal Perang OPM, Satgas Cartenz Bertindak
Papua, Exposedaily.id – Komitmen aparat keamanan dalam memberantas kelompok separatis bersenjata di Papua semakin menunjukkan hasil konkret. Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2025 berhasil membongkar salah satu sumber kekuatan utama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), yaitu praktik ilegal berupa pemanfaatan dana desa dan penyelundupan senjata, yang melibatkan oknum aparat dan masyarakat sipil.
Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa kelompok separatis kerap memaksa kepala desa untuk menyerahkan dana desa kepada mereka.
“Dana-dana itulah yang dikumpulkan untuk membeli senjata,” ujar Faizal saat konferensi pers di Timika, Kamis (17/7/2025).
Beberapa kepala desa dan kepala distrik telah ditangkap karena terbukti menyerahkan dana tersebut kepada OPM. Dari hasil pemeriksaan, diketahui dana itu digunakan untuk operasional dan pembelian senjata kelompok bersenjata.
“Ini adalah bentuk infiltrasi terhadap sumber pendanaan negara. Kami sangat serius menangani hal ini demi menjaga stabilitas keamanan di Papua,” tegasnya.
Selain dana desa, Satgas juga mengungkap jalur penyelundupan senjata yang semakin kompleks. Menurut Faizal, senjata OPM bersumber dari dalam negeri dan negara tetangga seperti Papua Nugini dan Filipina.
“Kami bahkan mengirim pasukan ke Sulawesi Utara untuk menelusuri jalur masuk dari Filipina,” ungkap Faizal.
Pada Maret 2025, operasi gabungan Satgas Damai Cartenz dan Polda Papua berhasil menangkap mantan prajurit TNI, Yuni Enumbi (YE), di wilayah Jawa. Ia diduga menjadi pemasok senjata bagi OPM. Dari penangkapan tersebut, disita 12 pucuk senjata api dan lebih dari 4.000 butir amunisi.
Tak hanya itu, seorang anggota Polri, Bripda LO, juga diamankan karena diduga menjadi bagian dari jaringan. Hal ini dikonfirmasi oleh Kapolres Lanny Jaya, Kompol Nursalam Saka.
“Yang bersangkutan sudah ditangani oleh Reskrimum di Polda,” jelasnya.
Langkah tegas aparat keamanan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Papua. Di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, ratusan warga turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan terhadap kelompok bersenjata dan menyerukan pesan damai.
“OPM bukan solusi bagi rakyat Papua. Kami ingin membangun masa depan, bukan hidup dalam ketakutan,” tegas Henokh Weya, perwakilan masyarakat.
Senada dengan itu, tokoh pemuda, Fransiskus Kobogau, menyuarakan keresahan warga atas kehadiran kelompok separatis yang menghambat pembangunan.
“Kami ingin damai. Kami butuh sekolah, rumah sakit, dan jalan yang bagus, bukan suara tembakan,” katanya.
Keberhasilan aparat dalam membongkar jaringan pendanaan dan penyelundupan senjata bagi OPM merupakan langkah strategis menuju Papua yang lebih aman dan sejahtera. Dengan dukungan masyarakat serta keberanian pemerintah dan aparat, harapan untuk Papua yang damai dan membangun semakin nyata.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now